Gubernur Jambi Al Haris mengawali proses peletakan tiang pancang mega-proyek Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi di kawasan Candi Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Rabu (05/2024).
Prosesi peletakan batu pertama atau tiang pancang yang dilaksanakan di lokasi pembangunan museum kompleks KCBN Muarajambi ini dilakukan dengan mengikuti adat setempat, yakni prosesi beselang Tegak Tiang Tuo, yang melibatkan simbolisme mendalam melalui peletakan emas, perak, besi, tapak kuda, dan sawang angin dan diakhiri dengan penaburan setabun tawar dan secupak garam.
Pada prosesi ini, Gubernur Jambi Al Haris memulai dengan peletakan emas, selanjutnya peletakan perak oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, peletakan besi oleh Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra, dan seterusnya owh Kepala Balai Pelestarian
Kebudayaan Wilayah V Jambi Agus Widiatmoko, dan anggota DPR RI A Bakrie.
Gubernur Jambi, Al Haris menyampaikan rasa syukurnya atas proses revitalisasi yang dilakukan di kawasan Candi Muaro Jambi. Ia mengatakan mega-proyek tersebut akan menjadi magnet besar bagi wisatawan untuk datang ke Jambi kedepannya.
“Sesuai arahan Pak Presiden, candi ini kita revitalisasi dan kembalikan fungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Hari ini dengan prosesi (Tegak Tiang Tuo) merupakan bukti nyata bahwa nantinya di KCBN Muarajambi akan memiliki fasilitas yang melengkapi candi. Saya berterima kasih kepada Pak Dirjen (Kebudayaan) yang
meyakinkan agar revitalisasi ini berjalan dan saya yakin setelah selesai, KCBN Muarajambi
akan menjadi magnet yang besar bagi Jambi,” kata Al Haris.
Gubernur Al Haris melanjutkan Pemerintah Provinsi Jambi sangat mendukung dan bangga dengan mega-proyek revitalisasi KCNM tersebut, oleh sebab itu disebutnya Pemerintah Provinsi bersama masyarakat harus ikut merasakan dampak dari revitalisasi kawasan Candi Muaro Jambi itu.
“(Mega-proyek) Ini lengkap dengan galeri dan sebagainya, ada juga wadah UMKM dan sebagainya, tinggal nanti kita melatih pelaku UMKM, itu kita kembangkan sehingga ekonomi setempat bisa berkembang, dan masyarakat disini merasakan punya usaha baru dan ikut menjaga kawasan ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid mengatakan prosesi ini telah dinantikan dengan baik, “Tegak Tiang Tuo pembangunan di KCBN
Muarajambi ini merupakan langkah penting dalam perjalanan mewujudkan upaya Pemerintah
dalam mendorong pelindungan warisan budaya di Indonesia. Melalui upaya ini, kami tidak
hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga berkomitmen untuk melakukan kajian
mendalam
peradaban
Muarajambi
yang hilang
melalui ekskavasi benda sejarah,
mengidentifikasi makna-makna budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya dengan
tujuan akhir untuk mengembalikan KCBN Muarajambi menjadi sumber inspirasi dan
pengetahuan yang menyenangkan bagi publik,” katanya.
KCBN Muarajambi tidak hanya menjadi simbol keyakinan Buddha, tetapi juga pusat pendidikan
dan destinasi spiritual. Berada di tengah keheningan dan keagungan situs ini, pengunjung
diajak menyusuri jejak masa lalu dan memahami peran vitalnya dalam proses edukasi dan
pembangunan peradaban.
KCBN Muarajambi memiliki makna sejarah yang sangat dalam, merepresentasikan keunikan
tradisi spiritual dan pendidikan Buddhisme di Asia Tenggara. Kompleks ini mencakup candi
tinggi dan rendah, serta stupa besar yang mencapai ketinggian 27 meter, yang semuanya
dibangun tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern. KCBN Muarajambi menjadi
kompleks percandian Buddha terbesar di Asia Tenggara, membentang sepanjang 7,5 kilometer
di sepanjang Sungai Batanghari dan mencakup 8 desa.
Sebagai langkah awal dari proyek ini, pada akhir April lalu telah ditandatangani kontrak
konstruksi fisik pembangunan museum oleh Kepala PPK Pembangunan Museum M. Natsir
Muslim Ridwan dan Senior Vice President Head of Building Operation Division PT PP (Persero)
Andek Prabowo. Selain itu, juga telah ditandatangani kontrak konstruksi fisik penataan
lingkungan kawasan cagar budaya oleh PPK Penataan Lingkungan Yanto H.M. Manurung dan
Senior Vice President Divisi Operasi 1 PT Brantas Abipraya (Persero) Arviga Bigwanto.
Setelah prosesi Tegak Tiang Tuo, acara dilanjutkan dengan penanaman pohon sebagai simbol
komitmen untuk melestarikan lingkungan. Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak
hanya fokus pada aspek fisik candi tetapi juga pada keberlanjutan lingkungannya.
(*)
S/Pariwarajambi.com
Discussion about this post